Siswa SMK Rakit 2500 Laptop dan Komputer
Siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sepertinya tak habis-habisnya bikin kejutan.....saya kagum...
(terus w mesti bilang wow gitu...yeah WOW deh....Wow Banget)
Siswa SMKN 3 Mataram mengecek hasil rakitan komputer. Sekolah ini ditunjuk pemerintah daerah untuk merakit laptop, komputer, dan proyektor LCD untuk disalurkan ke sekolah-sekolah yang mendapat bantuan pemerintah. |
Hampir
tiga tahun ini, 2.500 laptop, komputer, dan proyektor LCD dirakit siswa
SMKN 3 Mataram. Hasilnya tersebar di sekolah-sekolah di wilayah itu.
SMKN 3 Mataram juga menjadi pusat pelatihan untuk program peningkatan
teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan dari pemerintah.
Dalam melaksanakan program pemerintah daerah, para siswa program keahlian teknik komputer jaringan merakit laptop, komputer, atau proyektor LCD. Barang-barang itu disalurkan pemerintah daerah ke sekolah-sekolah yang membutuhkan.
”Saya sudah merakit 100 laptop, komputer, dan proyektor LCD. Perlu 15-20 menit untuk merakit satu unit. siswa bisa menyelesaikan sampai 15 unit perhari,” kata Dewi Prasetyo (16), siswa kelas XI teknik komputer jaringan.
Tidak hanya pemerintah daerah, Universitas Mataram juga minta sekolah merakit laptop untuk dibagikan di sekolah-sekolah daerah terpencil yang menjadi lokasi program kuliah kerja nyata mahasiswa. Demikian Kepala SMKN 3 Mataram Umar menuturkan.
Program perakitan laptop, komputer, dan proyektor LCD bekerja sama dengan perusahaan yang ditunjuk Direktorat SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejak tahun 2010 hingga sekarang, siswa telah merakit komputer dan laptop Zyrex, Mugen, serta Rellion.
Bayu Pandu Wibisono, Kepala Laboratorium Multimedia SMKN 3 Mataram, mengatakan, para siswa tidak hanya diajarkan merakit. Mereka juga harus mampu memberikan layanan purnajual jika terjadi kerusakan pada hasil rakitan.
Tiap komputer, laptop, atau proyektor LCD diberi kode nomor seri siswa yang merakit. Jika terjadi kerusakan, siswa terkait yang bertugas mengecek dan memperbaiki.
SMKN 3 Mataram tidak hanya jago merakit. Sejak tahun 2002, sekolah juga ditunjuk untuk memberikan pelatihan bagi guru-guru SMK se-Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bidang pendidikan. Jika ada program baru yang diperkenalkan kepada guru dan penanggung jawab TIK di daerah, sekolah yang memiliki fasilitas laboratorium multimedia cukup lengkap ini ditunjuk memberikan pelatihan.
”Peminat untuk program keahlian TIK, baik teknik komputer jaringan maupun multimedia, sangat tinggi. Dari 1.800 siswa yang mendaftar, setengahnya mau ke program keahlian TIK,” kata Umar.
Berbasis produksi
Menurut Umar, keterbatasan pendanaan untuk praktik siswa membuat sekolah mengembangkan kebijakan praktik berbasis produksi. ”Sekolah mengajak guru di semua program keahlian untuk mengembangkan potensi unit produksi yang bernilai jual. Dengan cara ini, siswa bisa praktik dan hasilnya dijual. Sekolah tidak kebingungan mencari bahan praktik,” ujarnya. Ia menambahkan, target pendapatan dari semua unit produksi tahun ini Rp 150 juta-Rp 200 juta.
”Siswa didorong belajar untuk mempraktikkan kewirausahaan. Sekolah juga terus merangsang siswa untuk bisa berinisiatif mengembangkan usaha yang potensial. Sekolah menyediakan dana hingga Rp 10 juta untuk proposal kewirausahaan siswa yang potensial dikembangkan,” papar Umar.
Dengan berbagai pengembangan pendidikan berbasis produksi, SMKN 3 Mataram terpilih menjadi salah satu dari 90 SMK Sekolah Bertaraf Internasional Indonesian Vocational Education Strengthening (SBI Invest) di Indonesia.
Bekerja di Jepang
Siswa SMKN 3 Mataram diburu perusahaan-perusahaan di NTB dan luar NTB. Permintaan juga datang dari perusahaan-perusahaan di Jepang.
Menurut Umar, alumni SMKN 3 Mataram yang bekerja di Jepang dinilai memuaskan.
Sekolah hendak mengembangkan program penyiapan alumni ke Jepang secara serius. Dengan memanfaatkan Career Center SMKN 3 Mataram, ada rencana untuk bersama-sama alumni yang telah selesai magang di Jepang menyiapkan siswa yang potensial untuk bekerja di ”Negeri Sakura”.
”Beberapa waktu lalu, pihak dari Jepang juga datang ke sekolah untuk melihat fasilitas dan pembelajaran di sekolah,” kata Umar.
Dalam melaksanakan program pemerintah daerah, para siswa program keahlian teknik komputer jaringan merakit laptop, komputer, atau proyektor LCD. Barang-barang itu disalurkan pemerintah daerah ke sekolah-sekolah yang membutuhkan.
”Saya sudah merakit 100 laptop, komputer, dan proyektor LCD. Perlu 15-20 menit untuk merakit satu unit. siswa bisa menyelesaikan sampai 15 unit perhari,” kata Dewi Prasetyo (16), siswa kelas XI teknik komputer jaringan.
Tidak hanya pemerintah daerah, Universitas Mataram juga minta sekolah merakit laptop untuk dibagikan di sekolah-sekolah daerah terpencil yang menjadi lokasi program kuliah kerja nyata mahasiswa. Demikian Kepala SMKN 3 Mataram Umar menuturkan.
Program perakitan laptop, komputer, dan proyektor LCD bekerja sama dengan perusahaan yang ditunjuk Direktorat SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejak tahun 2010 hingga sekarang, siswa telah merakit komputer dan laptop Zyrex, Mugen, serta Rellion.
Bayu Pandu Wibisono, Kepala Laboratorium Multimedia SMKN 3 Mataram, mengatakan, para siswa tidak hanya diajarkan merakit. Mereka juga harus mampu memberikan layanan purnajual jika terjadi kerusakan pada hasil rakitan.
Tiap komputer, laptop, atau proyektor LCD diberi kode nomor seri siswa yang merakit. Jika terjadi kerusakan, siswa terkait yang bertugas mengecek dan memperbaiki.
SMKN 3 Mataram tidak hanya jago merakit. Sejak tahun 2002, sekolah juga ditunjuk untuk memberikan pelatihan bagi guru-guru SMK se-Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bidang pendidikan. Jika ada program baru yang diperkenalkan kepada guru dan penanggung jawab TIK di daerah, sekolah yang memiliki fasilitas laboratorium multimedia cukup lengkap ini ditunjuk memberikan pelatihan.
”Peminat untuk program keahlian TIK, baik teknik komputer jaringan maupun multimedia, sangat tinggi. Dari 1.800 siswa yang mendaftar, setengahnya mau ke program keahlian TIK,” kata Umar.
Berbasis produksi
Menurut Umar, keterbatasan pendanaan untuk praktik siswa membuat sekolah mengembangkan kebijakan praktik berbasis produksi. ”Sekolah mengajak guru di semua program keahlian untuk mengembangkan potensi unit produksi yang bernilai jual. Dengan cara ini, siswa bisa praktik dan hasilnya dijual. Sekolah tidak kebingungan mencari bahan praktik,” ujarnya. Ia menambahkan, target pendapatan dari semua unit produksi tahun ini Rp 150 juta-Rp 200 juta.
”Siswa didorong belajar untuk mempraktikkan kewirausahaan. Sekolah juga terus merangsang siswa untuk bisa berinisiatif mengembangkan usaha yang potensial. Sekolah menyediakan dana hingga Rp 10 juta untuk proposal kewirausahaan siswa yang potensial dikembangkan,” papar Umar.
Dengan berbagai pengembangan pendidikan berbasis produksi, SMKN 3 Mataram terpilih menjadi salah satu dari 90 SMK Sekolah Bertaraf Internasional Indonesian Vocational Education Strengthening (SBI Invest) di Indonesia.
Bekerja di Jepang
Siswa SMKN 3 Mataram diburu perusahaan-perusahaan di NTB dan luar NTB. Permintaan juga datang dari perusahaan-perusahaan di Jepang.
Menurut Umar, alumni SMKN 3 Mataram yang bekerja di Jepang dinilai memuaskan.
Sekolah hendak mengembangkan program penyiapan alumni ke Jepang secara serius. Dengan memanfaatkan Career Center SMKN 3 Mataram, ada rencana untuk bersama-sama alumni yang telah selesai magang di Jepang menyiapkan siswa yang potensial untuk bekerja di ”Negeri Sakura”.
”Beberapa waktu lalu, pihak dari Jepang juga datang ke sekolah untuk melihat fasilitas dan pembelajaran di sekolah,” kata Umar.
sumber: http://tekno.kompas.com
No comments:
Post a Comment